TEKS OPINI


A.   PENGERTIAN TEKS OPINI

Arti opini di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pendapat, pikiran atau pendirian. Pengertian opini dalam Wikipedia adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi, tetapi bersifat tidak objektif karena belum dapat pemastian atau pengujian. Opini berarti juga sebuah pernyataan tentang sesuatu yang akan berlaku pada masa depan, tetapi kebenaran dan kesalahannya tidak dapat langsung ditentukan. Opini bukanlah fakta, tetapi jika dikemudian hari dapat dibuktikan maka opini akan berubah menjadi fakta.

Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan arti dari opini. Opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian seseorang pada suatu masalah yang bersifat subjektif, terdapat unsur keberpihakan pada masalah tertentu, tidak disertai dengan data yang akurat, tetapi bisa menjadi fakta jika ada pembuktian.

Teks opini adalah pendapat, pikiran atau pendirian seseorang yang dimuat dalam teks. Di dalam teks opini terdapat komponen pendapat yang disebut argumentasi. Seorang penulis teks opini pendapatnya harus dilengkapi dengan fakta penunjang dan alasan yang logis agar dapat diterima pembaca.

Teks opini termasuk kategori teks eksposisi. Teks Eksposisi adalah karangan yang memaparkan pengetahuan, keadaan, proses, masalah atau informasi yang tujuannya agar pembaca mendapatkan informasi sejelas-jelasnya sehingga dapat memperluas pengetahuan pembaca. Teks eksposisi yang akan dipelajari adalah membangun opini.

B.   JENIS-JENIS TEKS OPINI

Terdapat dua jenis teks opini, yaitu :
1.    Teks Opini Analitis
Opini yang berkenaan dengan konsep atau teori tentang sesuatu.
2.    Teks Opini Hortatoris
Opini yang berkenaan dengan tindakan yang perlu dilakukan atau kebijakan yang perlu dibuat. Diterima atau ditolaknya opini oleh pihak lain tergantung pada kuat atau tidaknya argumentasi yang diajukan.

C.   STRUKTUR TEKS OPINI

Struktur teks opini secara runtut, yakni

1.    pernyataan pendapat (thesis statement)
2.    argumentasi (arguments)
3.    pernyataan ulang pendapat (reiteration).

D.   CONTOH TEKS OPINI
Struktur Teks
Kalimat dalam Teks
Judul
Sulitnya Melenyapkan Perilaku Korupsi
Pernyataan
Pendapat
(Thesis statement)
Ibarat virus, korupsi termasuk gampang-gampang susah dimusnahkan. Belum ada vaksin anti korupsi yang sanggup meredam penyebaran virus tersebut sampai ke akar-akarnya. Lembaga superbodi sekelas Komisi Pemberantasan Korupsi pun belum mampu menghentikan budaya korupsi.

Argumentasi
(Arguments)
Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan dianggap wajar oleh masyarakat. Tindakan memberi hadiah kepada pejabat atau pegawai negeri, bahkan keluarganya, sebagai imbal jasa sebuah pelayanan dipandang lumrah sebagai bagian dari budaya ketimuran.

Pengertian korupsi sebenarnya telah dimuat secara tegas dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sebagian besar pengertian korupsi di dalam UU itu dirujuk dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang lahir sebelum negara ini merdeka.

Jika merujuk UU No 31/1999 juncto UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi, kebiasaan berperilaku koruptif yang selama ini dianggap sebagai hal wajar dan lumrah, dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Pemberian grati­ kasi atau pemberian hadiah kepada penyelenggara negara dan berhubungan dengan jabatannya, jika tidak dilaporkan ke KPK, dapat menjadi salah satu bentuk tindak pidana korupsi.

Langkah Presiden

Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 7/2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Dalam inpres itu, terdapat 96 butir aksi yang harus dilaksanakan selama tahun 2015.

Inpres yang ditujukan kepada kementerian atau lembaga serta pemerintah daerah itu dimaksudkan untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dan membentengi kebijakan dari tindak pidana korupsi. Terkait hal itu, presiden berharap agar aksi dilakukan dengan sebaik-baiknya, tak sekadar formalitas. Melalui inpres itu, presiden juga meminta dihilangkannya pungutan liar dan birokrasi yang berbelit.

Persoalannya sederhana, korupsi sudah ada sejak republik ini berdiri. Perilaku koruptor sudah sangat sulit dilenyapkan karena telah mendarah daging berpuluh tahun. Mereka (koruptor) memiliki beribu modus operandi untuk menggangsir uang negara. Laiknya tindak pidana umum, pelaku korupsi selalu berada selangkah di depan penegak hukum.

Korupsi, menurut Philip (1997), adalah tingkah laku dan tindakan seseorang pejabat publik yang menyimpang dari tugas publik formal untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau keuntungan bagi orang-orang tertentu yang berkaitan erat dengan pelaku korupsi, seperti keluarga koruptor, karib kerabat koruptor, dan teman koruptor. Pengertian ini juga mencakup kolusi dan nepotisme pemberian patronase lebih karena alasan hubungan kekeluargaan (ascriptive) daripada merit. Pengertian korupsi oleh Philip dipusatkan pada korupsi yang terjadi di kantor publik.

Kedua, pengertian korupsi yang berpusat pada dampak korupsi terhadap kepentingan umum (public interest centered). Dikatakan, korupsi telah terjadi apabila seorang pemegang kekuasaan atau fungsionaris pada kedudukan publik melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk orang-orang yang akan memberikan imbalan, baik itu uang atau materi lain sehingga merusak kedudukan dan kepentingan publik.

Pengertian korupsi ketiga menurut Philip adalah yang berpusat pada pasar (market centered), yang diambil dari hasil analisis tentang korupsi yang dikaji menggunakan teori pilihan publik dan sosial serta pendekatan ekonomi dalam kerangka analisis politik bahwa pengertian korupsi adalah kegiatan atau aktivitas oleh lembaga ekstra-legal yang digunakan individu-individu ataupun kelompok-kelompok untuk mendapat pengaruh terhadap kebijakan dan tindakan birokrasi. Kemudian dilanjutkan bahwa pengertian korupsi berarti penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang pegawai atau pejabat pemerintah untuk mendapatkan tambahan pendapatan dari publik.

Inilah yang kerap menjebak seseorang yang masuk ke dunia politik. Dalam ajang pemilihan kepala daerah (pilkada), misalnya, seorang calon kepala daerah harus mengeluarkan biaya tak sedikit untuk "membeli" kendaraan politik, ongkos kampanye hingga politik uang. Pertanyaannya, dari mana seorang kepala daerah bisa mengembalikan investasi yang sudah dibenamkan saat pencalonan. Setelah menjabat, mau tak mau, ia harus kreatif mengatur proyek-proyek APBD di daerahnya. Memang, ada beberapa kepala daerah yang relatif bersih dan enggan menggerogoti keuangan negara, tetapi jumlahnya tidak banyak.

Banyak hal yang membuat republik ini subur dengan korupsi kendati terdapat tiga lembaga penegak hukum, yakni KPK, Polri, dan Kejaksaan, yang memiliki kewenangan memberantas korupsi.

Meski demikian, efek jera yang ditimbulkan ketiganya hingga kini belum begitu terasa. Bahkan, sebagai tindak pidana yang luar biasa (extraordinary crime), koruptor masih mendapat perlakuan khusus. Mulai dari tingkat penyidikan, vonis pengadilan, hingga saat menyandang status sebagai narapidana, mereka tetap memperoleh perlakuan yang lebih baik dibandingkan dengan pelaku tindak pidana khusus lainnya.

Pernyataan Ulang
Pendapat
(Reiteration)
Jadi, jangan bermimpi vaksin anti korupsi akan mampu membasmi virus korupsi yang terlanjur menggerogoti sel, darah, dan daging. Negara ini membutuhkan kesanggupan berbagai pihak untuk membentuk sistem, budaya, dan watak generasi yang benarbenar bersih agar virus korupsi tidak menjangkit.

Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
5/19/2018 9:45 AM ×

Mantap Gan Artikelnya, websitenya rapih gan, klo mau kunjung balik gan
Golden Gamat

Congrats bro Essen Aquatic you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Thanks for your comment